Bagi kamu pengguna internet atau pemilik website, mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah URL, tapi tahukah kamu apa kepanjangan dari URL itu sendiri? Biasanya pengguna internet hanya tahu bahwaURL merupakan susunan alamat yang akan membawa mereka pada sebuah halaman, situs, atau website yang mereka tuju.
Kepanjangan URL
Kepanjangan URL adalah uniform resource locator, pengunjung harus menuliskan alamat URL lengkap pada address bar browser untuk menuju situs yang hekdak dikunjungi. Dengan cara ini pengunjung website bisa sampai pada halaman atau situs tertentu. Lalu apa perbedaan URL dan Domain?
Perbedaan URL dan Domain
URL adalah link website yang menampilkan halaman website yang lebih spesifik, sedangkan Domain merupakan link website yang menampilkan halaman utama sebuah website (halaman homepage). Bisa dikatakan bahwa domain adalah bagian dari URL.
Ibaratkan sebuah rumah, domain hanya sebatas nomor rumah, tanpa bisa menjelaskan secara detail bagaimana ruangan dalam interior rumah. Agar pengunjung bisa sampai ke dapur atau kamar tidur yang tersembunyi, harus mengetikkan URL lengkap pada address bar google.
Perlu diketahui bahwa domain ataupun URL merupakan bentuk penyederhanaan dari sebuah IP address. Sebetulnya, untuk bisa masuk pada sebuah website atau halaman website diperlukan IP address yang terdiri dari gabungan angka-angka yang rumit. Sehingga menyulitkan pengunjung jika harus menghafal IP address setiap website.
Beberapa Komponen URL
Berikut beberapa komponen URL yang juga perlu kamu perhatikan.
1. Scheme
Scheme adalah awalan dari sebuah URL, menunjukkan halaman spesifik apa yang akan kamu kunjungi. Scheme yang paling banyak digunakan adalah HTTPS (hypertext transfer protocol secure). Karena Google menilai, Scheme HTTPS lebih aman bagi pengguna, mampu melindungi data diri dari kejahatan hacker. Tak heran jika website yang menggunakan HTTPS mudah untuk mendapat ranking yang tinggi di mesin pencarian google.
Selain HTTPS, ada juga Scheme lain yang digunakan, seperti JDBC yang berfungsi untuk mengakses file, MAILTO yang memungkinkan mengirim email lewat website, dan FTP yang bisa digunakan untuk mentransfer file atau dokumen.
2. Subdomain
Seperti namanya, subdomain adalah anak domain yang masih menjadi bagian dari domain itu sendiri. Letaknya memang terpisah, tapi tidak bisa berdiri sendiri dari domain utama. Ada dua fungsi subdomain, yaitu sebagai pemisah dan digunakan untuk testing.
Subdomain digunakan sebagai pemisah antara kategori satu dengan yang lainnya, tujuannya adalah agar lebih efektif dibandingkan dengan harus membuat subdirectory. Dengan cara ini pula, alamat website bisa lebih singkat, konten bisa diakses lebih mudah oleh Google karena penempatannya tidak terlalu dalam.
Selain itu, subdomain juga digunakan sebagai cara untuk A/B testing, domain utama dan subdomain sama-sama live. Jika ternyata yang mendalam banyak traffic adalah subdomain, maka subdomain inilah yang akan live untuk selanjutnya.
3. Second Level Domain
Second Level Domain atau yang biasa disingkat dengan SLD adalah nama dari website itu sendiri, bisa juga jadi nama toko online, nama sebuah produk, nama layanan, atau nama sebuah instansi. SLD inilah yang digunakan sebagai branding untuk mempermudah autentifikasi audiens pada sebuah nama website.
Karena sifatnya sebagai branding, maka buatlah seunik mungkin. Nama yang mampu mengammbarkan sebuah bisnis, singkat dan mudah diingat.
4. Top Level Domain
TLD berada di posisi ketiga dalam sebuah URL, biasanya dihadirkan dalam ekstensi atau negara asal sebuah website. Seperti ekstensi .com yang digunakan untuk kebutuhan komersial, .net untuk layanan internet, .edu untuk pendidikan dan .org untuk organisasi.
Ada juga yang menggunakan .id untuk website asal Indonesia, .sg untuk Singapura, .uk untuk Inggris, dan .us untuk negara website asal Amerika serikat.
5. Subdirectory
Subdirectory adalah URL bagian ujung. Yang menunjukkan halaman spesifik sebuah website. Bisa dalam bentuk konten atau penawaran terkait produk atau layanan sebuah bisnis. Dari nama subdirectory ini pengunjung tahu halaman apa yang akan dia kunjungi.
Tips Membuat URL yang SEO Friendly
Berikut beberapa tips membuat URL yang SEO Friendly:
A. Gunakan URL yang Sederhana
URL memang sudah disediakan otomatis oleh platform website atau blog. Namun sayangnya, rangkaian yang disajikan terlalu panjang dan rumit, sehingga menyulitkan Google untuk menemukan website kamu.
Maka dari itu buatlah struktur URL yang sederhana. Kamu bisa menggunakan modifikasi untuk menyederhanakan struktur URL.
B. Gunakan URL yang Sesuai Konten
Tidak hanya sederhana, tapi juga buat struktur yang sesuai konten. Misalkan ingin menulis tentang “cara membuat brownies kukus”, masukkan kata “cara membuat brownies kukus” ini dalam struktur URL.
C. Gunakan Kata Kunci
Cara membuat URL yang SEO friendly lainnya yaitu menempatkan kata kunci pada struktur URL. Tidak hanya pada judul artikel, heading, dan isi artikel saja. Penempatan kata kunci pada URL akan mempermudah Google menemukan konten website kamu saat ada yang mengetikkan kata kunci tersebut pada mesin pencarian.
D. Hindari Penggunaan Stopword
Penggunaan Stopword hanya akan memperpanjang URL dan menyulitkan crawler mengidentifikasinya. Maka dari itu, hindari penggunaan stopword. Seperti kata “di”, “ke”, “pada”, “yang”, “tapi”, dan lain sebagainya.
Bagaimana Dengan URL yang Kamu Buat?
Ternyata memahami kepanjangan URL, fungsi, dan bagian-bagiannya bukanlah hal yang sulit. Semoga pemaparan ini bisa membantu kamu membuat struktur URL yang mudah dipahami dan SEO Friendly. Jika kamu membutuhkan domain atau hosting murah untuk website kamu, bisa langsung hubungi kontak IndoCenter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.